- Back to Home »
- contoh novel tahun20-30an
Posted by : Unknown
Sabtu, 25 Januari 2014
AZAB
DAN SENGSARA
Di kota Siporok, hidup
seorang bangsawan kaya raya yg memiliki seorang anak laki-laki dan seorang
perempuan (yg perempuan tdk dijelaskan lbh lanjut oleh pengarangnya). Anaknya
yg laki2 bernama Sutan Baringin. Dia sangat dimanja oleh ibunya. Segala kehendaknya
selalu dituruti dan segala kesalahannya pun selalu dibela ibunya. Akibatnya,
setelah dewasa, Baringin tumbuh menjadi seorang pemuda yg angkuh, berperangai
jelek, serta suka berfoya-foya.
Oleh kedua
orangtuanya, Sutan Baringin dinikahkan dengan Nuria, seorang perempuan
baik-baik pilihan ibunya. Walaupun telah berkeluarga, Sutan Baringin masih
tetap suka berfoya-foya menghabiskan harta benda kedua orangtuanya. Dia berjudi
dg Marah Said, seorang prokol bambu sahabat karibnya. Sewaktu ayahnya
meninggal, sifat Sutan Baringin semakin menjadi, maskin suka berfoya-foya
menghabiskan harta warisan orangtuanya. Akhirnya, dia bangkrut dan utangnya
sangat banyak.
Dari perkawinannya
dengan Nuria, Sutan Baringin mempunyai dua orang anak. Yang satu perempuan
bernama Mariamin, sedangkan yg satunya lagi laki-laki (yg laki2 tidak
diceritakan pengarang). Akibat tingkah laku ayahnya, Mariamin selalu dihina
oleh warga kampungnya akibat kemiskinan orangtuanya. Cinta kasih perempuan yg
berbudi luhur ini dengan pemuda bernama Aminuddin terhalang oleh dinding
kemiskinan orangtuanya.
Aminuddin adalah anak
Bagianda Diatas, yaitu seorang bangsawan kaya-raya yg sangat disegani di daerah
Siporok. Sebenarnya Baginda Diatas masih mempunyai hubungan sepupu dengan Sutan
Baringin, ayah Mariamin. Ayah Baginda keduanya adalah kakak beradik.
Sejak kecil, Aminuddin
bersahabat dg Mariamin. Setelah keduanya beranjak dewasa, mereka saling jatuh
hati. Aminuddin sangat mencintai Mariamin. Dia berjanji untuk melamar Mariamin
bila dia telah mendapatkan pekerjaan. Keadaan Mariamin yg miskin tidak menjadi
masalah bagi Aminuddin.
Aminuddin
memberitahukan niatnya utk menikahi Mariamin kepada kedua orangtuanya. Ibunya
tidak merasa keberatan dengan niat tersebut. Dia benar2 mengenal pula
keluarganya. Keluarga Mariamin masih keluarga mereka juga sebab ayah Baginda
Diatas, suami ibu Aminuddin, dengan Sutan Baringin, ayah Mariamin, adalah kakak
beradik. Selain itu, dia juga merasa iba terhadap keluarga Mariamin yg miskin.
Bila menikah dg anaknya, dia mengharapkan agar keadaan ekonomi Mariamin bisa
terangkat lagi.
Ayah Aminuddin,
Baginda Diatas, tidak setuju dg niat anaknya menikahi Mariamin. Jika pernikahan
itu terjadi, dia merasa malu sebab dia merupakan keluarga terpandang dan
kaya-raya, sedangkan keluarga Mariamin hanya keluarga miskin. Namun,
ketidaksetujuannya tsb tidak diperlihatkan kepada istri dan anaknya.
Dengan cara halus,
Baginda Diatas berusaha menggagalkan pernikahan anaknya. Salah satu usahanya
adalah mengajak istrinya menemui seorang peramal. Sebelumnya dia telah
menitipkan pesan kepada peramal agar memberikan jawaban yg merugikan pihak
Mariamin. Jelasnya, sang peramal memberikan jawaban bahwa Aminuddin tidak akan
beruntung jika menikah dg Mariamin.
Setelah mendengar
jawaban dr peramal tersebut, ibu Aminuddin tdk bs berbuat banyak. Dg terpaksa,
dia menuruti kehendak suaminya utk menvarikan jodoh yg sesuai utk Aminuddin.
Mereka langsung melamar seorang perempuan dari keluarga berada. Oleh karena
Aminuddin sedang berada di Medan, mencari pekerjaan, Baginda Diatas mengirim
telegram yg isinya meminta Aminuddin menjemput calon istri dan keluarganya di
stasiun kereta api Medan.
Menerima telegram tsb,
Aminuddin mersasa sangat gembira. Dlm hatinya telah terbayang wajah Mariamin.
Ia mengira bahwa calon istri yg akan dia jemput adalah Mariamin. Namun setelah
mengetahui bahwa calon istrinya itu bukanlah Mariamin, hatinya menjadi hancur.
Tapi sebagai anak yg berbakti terhadap orangtuanya, dengan terpaksa ia menikahi
perempuan pilihan orangtuanya itu. Aminuddin segera memberitahukan kenyataan
itu kepada Mariamin.
Mendengar berita itu,
Mariamin sangat sedih dan menderita. Dia langsung pingsan tak sadarkan diri.
Tak lama kemudian, dia pun jatuh sakit. Stahun setelah kejadian itu,
Mariamindan ibunya terpaksa menerima lamaran Kasibun, seorang kerani di Medan.
Pada waktu itu, Kasibun mengaku belum mempunyai istri. Mariamin pun akhirnya
diboyong ke Medan.
Sesampainya di Medan,
terbuktilah siapa sebenarnya Kasibun. Dia hanyalah seorang lelaki hidung
belang. Sebelum menikah dg Mariamin, dia telah mempunyai istri, yg dia ceraikan
karena hendak menikah dg Mariamin. Hati Mariamin sangat terpukul mengetahui
kenyataan itu. Namun, sebagai istri yg taat beragama, walaupun dia membenci dan
tidak mencintai suaminya, dia tetap berbakti kepada suaminya.
Perlakuan kasar
Kasibun terhadap Mariamin semakin menjadi setelah Aminuddin mengunjungi rumah
mereka. Dia sangat cemburu pada Aminuddin. Menurutnya, penyambutan istrinya
terhadap Aminuddin sangat di luar batas. Padahal, Mariamin menyambut Aminuddin
dg cara yg wajar. Namun, karena cemburunya yg sangat berlebihan, Kasibun
menganggap Mariamin telah memperlakukan Aminuddin secara berlebih-lebihan.
Akibatnya, dia terus-menerus menyiksa Mariamin. (Mencintai kok menyiksa, ya?)
Perlakuan Kasibun yg
kasar kepadanya, membuat Mariamin hilang kesabaran. Dia tidak tahan lagi hidup
menderita serta disiksa setiap hari. Akhirnya, dia melaporkan perbuatan
suaminya kepada kepolisian Medan. Dia langsung meminta cerai. Permintaan
cerainya dikabulkan oleh pengadilan agama di Padang.
Setelah resmi bercerai
dg Kasibun, dia kembali ke kampung halamnannya dengan penuh kehancuran.
Hancurlah jiwa dan raganya. Kesengsaraan dan penderitaan secara batin maupun
fisiknya terus mendera dirinya dari kecil hingga dia meninggal dunia. Sungguh
tragis nasibnya.
Adat
Dan Kebiasaan Dalam Novel Azab dan Sengsara
1. Ada
Nya Kawin Paksa
2. Harta
Menjadi Pertimbangan Dalam Menjodoh Kan Anak
3. Adanya
Poligami
4. Kebiasaan
Minum Dan Berjudi
Etika
Moral Dalam Novel Azab dan Sengsara
1. Anak
Sangar Berbakti Kepada Orang Tua Nya
2. Isteri
Sangat Taat Kepada Suami